Senin, 25 Mei 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN PROGRAM KHUSUS BINA DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA

Senin, 25 Mei 2009
Oleh: Deded Koswara, M.M.Pd
1. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru beraneka ragam. Ada guru yang memulai kegiatannya dengan menunggu pertanyaan dari siswa, ada yang aktif memulai dengan

mengajukan pertanyaan kepada siswa, ada pula yang mulai dengan memberikan penjelasan materi yang akan diuraikan, dan ada yang memulai dengan mengulangi penjelasan tentang materi yang lalu, dikaitkan dengan pelajaran yang baru. Sebagian, ada yang melanjutkan dengan kegiatan menjawab dengan pertanyaan siswa, membentuk kelompok diskusi atau menggunakan program kaset untuk didengarkan bersama. Biasanya, kegiatan pembelajaran itu ditutup dengan tes atau rangkuman materi yang telah dijelaskan.

Setiap guru mempunyai cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan pembelajarannya. Setiap cara dipilih atas dasar keyakinan akan berhasil menggunakannya dalam mengajar. Pemilihan cara mengajar mungkin didasarkan atas intuisi, kepraktisan, atau mungkin pula atas dasar teori-teori tertentu.

Bagi seorang guru, kemampuan menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Apa yang akan diajarkannya bukan saja harus relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Melainkan juga harus dapat dikuasai, dimiliki dengan baik oleh peserta didik yang diajarnya. Di samping itu, kegiatan pembelajaran juga harus menarik dan bervariasi.

Bagi seorang pengelola program pendidikan, kemampuan menyusun strategi pembelajaran sangat bermanfaat dalam menetapkan materi pelajaran, media, dan fasilitas yang dibutuhkan serta dalam menyarankan penggunaan metode pembelajaran yang lebih tepat kepada guru. Sedangkan bagi guru sebagai pengembang pembelajaran, kemampuan tersebut merupakan tulang punggung dalam menyusun bahan ajar atau membuat prototipe sistem/model pembelajaran.



2. Pengertian

Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistimatis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai/dimiliki oleh peserta didik dan dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Untuk itu di dalam strategi pembelajaran terkandung empat unsur/komponen sebagai berikut :

1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik dan kegiatan peserta didik dalam merespons materi;

2. Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan dan menyampaikan pelajaran, materi pelajaran dan mengorganisasikan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

3. Media pembelajaran, peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

4. Waktu yang digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran;

Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, metode pembelajaran, media dan bahan pelajaran, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara sistimatis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran berkenaan dengan bagaimana (the how) menyampaikan isi pelajaran.

Rumusan strategi pembelajaran lebih dari sekedar urutan kegiatan dan metode pembelajaran saja. Di dalamnya terkandung pula media pembelajaran dan pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan tersebut.

3. Komponen Strategi Pembelajaran

Secara keseluruhan strategi pembelajaran terdiri dari empat komponen utama, yaitu :

1. Urutan kegiatan pembelajaran

Komponen Utama yang pertama, yaitu urutan kegiatan pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan, penyajian dan penutup.

Komponen Pendahuluan terdiri atas tiga langkah sebagai berikut :

a. Penjelasan singkat tentang isi pelajaran.

b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman peserta didik, dan

c. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

Komponen Penyajian juga terdiri atas tiga langkah, yaitu :

a. Uraian

b. Contoh dan

c. Latihan.

Komponen penutup terdiri atas dua langkah sebagai berikut :

a. Tes formatif dan umpan balik dan

b. Tindak lanjut.

2. Metode pembelajaran

Komponen Utama yang Kedua, yaitu metode pembelajaran, terdiri atas berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setiap langkah tersebut mungkin menggunakan satu atau beberapa metode, tetapi mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama

Metode pembelajaran harus mampu menghantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dengan cara-cara yang tepat sehingga memberi kemudahan peserta didik dalam belajarnya. Selain itu fungsi metode dalam pembelajaran akan optimal apabila di dalam penggunaannya mampu memberikan kesenangan atau kegembiraan bagi peserta didik.



3. Media

Komponen Utama yang Ketiga, yaitu media pembelajaran, berupa media cetak, dan atau media non cetak seperti misalnya media Audio Visual yang dapat digunakan pada setiap langkah kegiatan pembelajaran, seperti halnya penggunaan metode pembelajaran, mungkin beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan untuk beberapa langkah kegiatan pembelajaran

4. Bahan pelajaran

5. Waktu yang digunakan pengajar.



D. Menyusun Strategi Pembelajaran

Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula atas pertimbangan lain, yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau guru, seperti waktu, biaya, fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua tujuan. Urutan kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya, belum tentu selalu UCL (Uraian, Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL. Sedangkan urutan kegiatan pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT (Diskripsi Singkat, Relevansi dan TP) dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif, Umpan Balik, dan Tindak Lanjut) tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.

Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang lain, selalu diikuti pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.

Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping menggunakan kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran, menggunakan jenis metode dan media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan waktu setiap kegiatan tersebut dilakukan atas pertimbangan langkah dalam urutan kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T, U, T dan komponen metode dan media yang digunakan. Perubahan pada metode dan media tersebut memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Karena itu penyusunan metode pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan keempat komponen yang tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media dan waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan strategi pembelajaran yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam pengembangan bahan belajar atau sistem pembelajaran.



E. Memilih dan Menetapkan Metoda pembelajaran

Sebagai cara/strategi guru yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran terdiri dari berbagai jenis. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada satu metode pun yang dapat dikatakan lebih baik dari metode lainnya.

Satu hal yang harus diingat sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran adalah bahwa tidak satu pun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran. Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran pemilihan metode menjadi sangat penting artinya.

Untuk memilih suatu metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis-jenis metode yang ada, khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Selain itu kita juga harus mengetahui tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran

Berikut ini adalah sebagian dari metode yang biasa digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran.

a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan bentuk penjelasan guru kepada peserta didik berupa kata-kata dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan guru hanyalah daftar topik yang akan diuraikan dan media visual yang sederhana.
Metode ini tepat untuk diterapkan bila :

1) Kegiatan pembelajaran baru dimulai;

2) Waktu terbatas, sedangkan informasi yang akan disampaikan banyak;

3) Jumlah peserta didik banyak, sedangkan guru tidak ada yang membantu dan jumlah yang membantu tidak memadai.

Selain mempunyai berbagai kelebihan, metode ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut :

1) Partisipasi peserta didik rendah;

2) Kemajuan peserta didik sulit dipantau;

3) Perhatian dan minat peserta didik tidak dapat dipantau;

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang mencontohkan pelaksanaan satu keterampilan atau proses kegiatan yang sebenarnya. Penggunaan metode ini mempersyaratkan keahlian guru dalam mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Setelah demonstrasi, peserta didik diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah suvervisi guru.

Metode demonstrasi tepat digunakan bila :

1) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang (internship), atau latihan kerja.

2) Materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk sederhana

3) Guru bermaksud menggantikan dan menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

4) Guru bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

Kesulitan penggunaan metode demonstrasi adalah mendapatkan orang yang bukan saja ahli dalam medemonstrasikan keterampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga mampu menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikannya secara verbal.



c. Metode Penampilan

Metode penampilan berbentuk pelaksanaan praktik oleh peserta didik di bawah supervisi dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang telah diterima atau diamati peserta didik.

Untuk menggunakan metode ini guru harus :

1) Memberikan penjelasan yang cukup kepada peserta didik selama peserta didik berpraktik..

2) Melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan praktik dimulai untuk keselamatan peserta didik dan alat-alat yang digunakan.

Metode penampilan ini tepat digunakan bila :

1) Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan;

2) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang;

3) Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya;

4) Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja;

5) Dapat disediakan suvervisi dan bimbingan kepada peserta didik secara dekat selama praktik;

Kesulitan menggunakan metode ini adalah :

1) Membutuhkan waktu panjang, karena peserta didik harus mendapat kesempatan praktik sampai mencapai hasil yang baik.

2) Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh, dan dipelihara secara terus menerus;

Membutuhkan guru atau fasilitator yang lebih banyak, karena setiap guru atau fasilitator hanya dapat membantu sejumlah kecil peserta didik

d. Metode Simulasi.

Metode ini menampilkan kegiatan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Untuk menggunakan Metode Simulasi perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1) Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat di bawah realitas. Peserta didik diharapkan mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya;

2) Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Peserta didik diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampilan-keterampilan.

3) Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi.

4) Peserta didik diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya.

Metode ini sesuai diterapkan untuk :

1) semua tahap belajar

2) pendidikan formal atau magang

3) memberikan kejadian-kejadian yang analogis

4) memungkinkan praktik dan umpan balik dengan resiko kecil

5) diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri

Tetapi metode Simulasi ini mempumyai kelemahan sebagai berikut :

1) Biaya pengembangan bahan-bahannya tinggi dan perlu waktu lama

2) Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harga dan pemeliharaannya.

3) Resiko bagi peserta didik atau guru tinggi





F. Alternatif Pendekatan/ Model Pembelajaran Bina Diri

Pendekatan pembelajaran merupakan strategi implementatif untuk menunjang efektifitas pembelajaran, berikut ini akann disajikan alternatif pendekatan yang memungkinkan dalam pembeljaran Bina Diri.

a. Pembelajaran Tematik

Pendekatan/model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep baik dalam satu mata pelajaran lintas mata pelajaran. Tema yang dipilih harus memiliki cakupan yang luas dan dapat membekali siswa untuk belajar selanjutnya. Penggunaan konsep dari tiap mata pelajaran tidak digunakan untuk lateralisasi mata pelajaran, tetapi dijadikan alat untuk mempelajrai dan menjalajahi topik/tema.

Karakteristik pembelajaran tematik ditunjukan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus untuk memahami satu fenomena dari segala sisi.

2) Bermakna, Keterkaiatan antara konsep digunakan untuk menambah kebermaknaan konsep yang dipelajarai dan diharapkan siswa dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata

3) Aktif, pembelajaran dilakukan secara menyenangkan dan peserta didik dapat terlibat aktif.



b. PAKEM

PAKEM, merupakan model pembelajaran yang dianggap efektif diterapkan, dan dirancang dengan mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas sehingga dapat berjalan efektif tetapi tetap menyenangkan.

Tugas guru dalam pembelajaran adalah menciptakan suasana belajar sehingga peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa.

Yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM:

1) Memahami sifat yang dimiliki anak

2) Mengenal anak secara individu

3) Memanfaatkan sikap/prilaku anak dalam pengorganisasian belajar

4) Mengembangkan kemampuan berpikir kriktis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah

5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

7) Memberikan umpan balik untuk meningkatkan kegiatan belajar

8) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental



4. Partisipasi Masyarakat

Pembelajran Bina Diri dapat dilakukan dengan model partisipasi masyarakat, karena Bina Diri terkiat langsung dengan aktifitas di kehidupan masyarakat sekita anak. Model partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan orangtua dengan program pendidikan sistem ganda (dual system), dimana orangtua dilibatkan langsung dalam aktifitas pembelajaran dari mulai perencanaan dan pembagian tugas dalam melaksanakan aktifitas pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran ini melibatkan keluarga sebagai institusi pasangan untuk mengoptimalkan pembelajaran Bina Diri secara teori dan praktek dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari model ini adalah untuk mengoptimalkan pembelajaran Bina Diri melalui kerjasama antara keluarga dan sekolah, untuk akselerasi kemampuan merawat diri bagi anak tunagrahita secara teori dan praktek dalam kehidupan sehari-hari.

Batasan pembelajaran ini adalah :

v Berpusat pada pesera didik

v Adanya kesepahaman dan kerjasama

v Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua institusi

v Kegiatan teori dan praktek

v Percepatan dan Aksesibilitas Belajar

v Sistem evaluasi Portofolio



5. Konstruktivisme

Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan terjadinyan konflik kognitif. Konflik ini dapat diatasi dengan pengetahuan diri dan akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.

Konflik kognitif terjadi saat interaksi antara konsep pengetahuan awal yang dimiliki anak dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai keseimbangan.

Dalam pembelajaran, dilakukan melalui tahapan berikut :

1) Apersepsi, pada tahap ini siswa didorong untuk agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan di bahas, bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan tentang fenomena yang sering ditemui, yang terkait dengan konsep/materi yang akan dibahas.

2) Eksplorasi, pada ini siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalaui pengumpulan, pengorganisasian dan penginterpretasian

3) Diskusi dan penjelasan konsep, siswa memberikan penjelasan dan solusi didasarkan hasil observasi, sehingga siswa tidak ragu lagi dengan konsep
4) Pengembangan dan aplikasi, siswa mengaplikasikan pemahaman konseptual melalui kegiatan dan aktifitas sehari-hari

0 komentar:

Posting Komentar

 
Young Leader ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates