Rabu, 27 Mei 2009

Diknas Ajukan Anggaran untuk Laboratorium Bahasa

Rabu, 27 Mei 2009
Sabtu, 23 Oktober 2004
Pontianak Post

Pontianak,- "Kita akan ajukan anggarannya tahun ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Dra Badariah Bustami kepada Pontianak Post kemarin. Hal ini dinyatakannya sehubungan wacana pemkot untuk melengkapi semua SMP, SMA dan SMK dengan laboratorium bahasa dan komputer.

Namun, mengenai berapa anggarannya, Badariah belum bisa memastikan. "Sedang kita bahas, kita juga perlu diskusi dengan komite sekolah," ujarnya, "jadi belum final". Sebab, menurut Wakil Walikota, Sutarmidji SH MHum belum lama ini, pendanaannya berdasarkan kemitraan antara pemkot dengan komite sekolah. Diskusi ini juga dilakukan untuk menghindari adanya keluhan pihak orangtua siswa di kemudian hari.

Selanjutnya Badariah mengatakan, sekolah yang akan dilengkapi sarana laboratorium bahasa dan komputer yaitu 21 SMP, 9 SMA dan 7 SMK. Kesemua sekolah ini adalah sekolah negeri. Bagaimana dengan sekolah swasta? "Swasta belum, kita bertahap," jawabnya. Karena itu, dia berharap adanya dana bantuan yang lebih banyak lagi agar hal ini bisa direalisasikan.

Menurut Badariah, khusus untuk laboratorium komputer, sebagian besar sekolah SMA Negeri di Pontianak sudah memilikinya. Karena itu, pihaknya lebih memprioritaskan pembangunan laboratorium bahasa. "Untuk komputer sebagian besar sudah punya," ungkapnya. Bahkan, lanjut Badariah, laboratorium komputer yang telah ada, secara keseluruhan dibiayai orang tua siswa. Jadi, dia menilai bahwa pihak orang tua nantinya tidak akan keberatan dengan ini.

Selain itu, jika pendidikan komputer dan Bahasa Inggris diberikan di sekolah, menurutnya akan lebih murah dibandingkan jika siswa kursus di luar. "Kita ingin mengajak orangtua untuk investasi bagi anak-anaknya," tambahnya. Diharapkan dengan ini, beberapa tahun ke depan, siswa yang selesai sekolah memiliki bekal keterampilan komputer dan Bahasa Inggris dalam memasuki dunia kerja. "Supaya mereka punya modal jika ingin mencari kerja".

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak dari PK Sejahtera M Arief SAg menyatakan persetujuannya jika pemkot ingin meningkatkan keterampilan siswa dengan membangun laboratorium bahasa dan komputer. Namun, dia kurang setuju jika pemkot mengesampingkan sekolah-sekolah swasta dalam hal ini. "Kalau cuma untuk sekolah negeri saja, saya kurang setuju," tandasnya.

Menurut dia, sekolah swasta juga merupakan aset bangsa dan yang bersekolah di dalamnya juga merupakan generasi muda penerus bangsa. "Kenapa mesti dibedakan," tanyanya, "jika ingin membekali untuk memasuki dunia kerja, hendaknya semuanya, jangan negeri saja".

Selain itu, dia juga menyarankan kepada pemkot untuk mengedepankan aspek efisiensi dalam merealisasikan wacana ini. Sebaiknya, kata dia, tidak tiap sekolah dibangun fasilitas yang sama, tetapi bagaimana caranya agar satu fasilitas bisa digunakan untuk beberapa sekolah. "Kalau untuk bangun lab di tiap sekolah, saya kira sangat berat karena biayanya sangat mahal, khususnya lab bahasa. Lebih baik kalau di suatu lokasi dibangun satu lab yang bisa digunakan beberapa sekolah," sarannya, "tinggal jadwalnya diatur". Dengan ini diharapkan fasilitas dapat dirasakan kalangan yang lebih luas, tetapi tidak menyedot dana yang tidak terlalu besar. (rnl)< "Kita akan ajukan anggarannya tahun ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Dra Badariah Bustami kepada Pontianak Post kemarin. Hal ini dinyatakannya sehubungan wacana pemkot untuk melengkapi semua SMP, SMA dan SMK dengan laboratorium bahasa dan komputer.

Namun, mengenai berapa anggarannya, Badariah belum bisa memastikan. "Sedang kita bahas, kita juga perlu diskusi dengan komite sekolah," ujarnya, "jadi belum final". Sebab, menurut Wakil Walikota, Sutarmidji SH MHum belum lama ini, pendanaannya berdasarkan kemitraan antara pemkot dengan komite sekolah. Diskusi ini juga dilakukan untuk menghindari adanya keluhan pihak orangtua siswa di kemudian hari.

Selanjutnya Badariah mengatakan, sekolah yang akan dilengkapi sarana laboratorium bahasa dan komputer yaitu 21 SMP, 9 SMA dan 7 SMK. Kesemua sekolah ini adalah sekolah negeri. Bagaimana dengan sekolah swasta? "Swasta belum, kita bertahap," jawabnya. Karena itu, dia berharap adanya dana bantuan yang lebih banyak lagi agar hal ini bisa direalisasikan.

Menurut Badariah, khusus untuk laboratorium komputer, sebagian besar sekolah SMA Negeri di Pontianak sudah memilikinya. Karena itu, pihaknya lebih memprioritaskan pembangunan laboratorium bahasa. "Untuk komputer sebagian besar sudah punya," ungkapnya. Bahkan, lanjut Badariah, laboratorium komputer yang telah ada, secara keseluruhan dibiayai orang tua siswa. Jadi, dia menilai bahwa pihak orang tua nantinya tidak akan keberatan dengan ini.

Selain itu, jika pendidikan komputer dan Bahasa Inggris diberikan di sekolah, menurutnya akan lebih murah dibandingkan jika siswa kursus di luar. "Kita ingin mengajak orangtua untuk investasi bagi anak-anaknya," tambahnya. Diharapkan dengan ini, beberapa tahun ke depan, siswa yang selesai sekolah memiliki bekal keterampilan komputer dan Bahasa Inggris dalam memasuki dunia kerja. "Supaya mereka punya modal jika ingin mencari kerja".

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak dari PK Sejahtera M Arief SAg menyatakan persetujuannya jika pemkot ingin meningkatkan keterampilan siswa dengan membangun laboratorium bahasa dan komputer. Namun, dia kurang setuju jika pemkot mengesampingkan sekolah-sekolah swasta dalam hal ini. "Kalau cuma untuk sekolah negeri saja, saya kurang setuju," tandasnya.

Menurut dia, sekolah swasta juga merupakan aset bangsa dan yang bersekolah di dalamnya juga merupakan generasi muda penerus bangsa. "Kenapa mesti dibedakan," tanyanya, "jika ingin membekali untuk memasuki dunia kerja, hendaknya semuanya, jangan negeri saja".

Selain itu, dia juga menyarankan kepada pemkot untuk mengedepankan aspek efisiensi dalam merealisasikan wacana ini. Sebaiknya, kata dia, tidak tiap sekolah dibangun fasilitas yang sama, tetapi bagaimana caranya agar satu fasilitas bisa digunakan untuk beberapa sekolah. "Kalau untuk bangun lab di tiap sekolah, saya kira sangat berat karena biayanya sangat mahal, khususnya lab bahasa. Lebih baik kalau di suatu lokasi dibangun satu lab yang bisa digunakan beberapa sekolah," sarannya, "tinggal jadwalnya diatur". Dengan ini diharapkan fasilitas dapat dirasakan kalangan yang lebih luas, tetapi tidak menyedot dana yang tidak terlalu besar. (rnl)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Young Leader ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates